Perkembangan teknologi informasi, perangkat lunak, sistem jaringan dan
komunikasi dan otomatisasi dalam pengolahan data berdampak perkembangan
terhadap pendekatan audit yang dilakukan, tiga pendekatan yang dilakukan
oleh auditor dalam memeriksa laporan keuangan klien yang telah
mempergunakan Sistem Informasi Akuntansi yaitu (Watne, 1990) :
1. Auditing Around The Computer. Pendekatan ini merupakan pendekatan
yang mula-mula ditempuh oleh auditor. Dengan pendekatan ini komputer
yang digunakan oleh perusahaan diperlakukan sebagai Black Box. Asumsi
yang digunakan dalam pendekatan ini adalah bila sampel output dari suatu
sistem ternyata benar berdasarkan masukan sistem tadi, maka
pemrosesannya tentunya dapat diandalkan. Dalam pemeriksaan dengan
pendekatan ini, auditor melakukan pemeriksaan di sekitar komputer saja.
2. Auditing With The Computer. Pendekatan ini digunakan untuk
mengotomatisati banyak kegiatan audit. Auditor memanfaatkan komputer
sebagai alat bantu dalam melakukan penulisan, perhitungan, pembandingan
dan sebagainya. Pendekatan ini menggunakan perangkat lunak Generalized
Audit Software, yaitu program audit yang berlaku umum untuk berbagai
klien.
3. Auditing Through The Computer. Pendekatan ini lebih menekankan pada
langkah pemrosesan serta pengendalian program yang dilakukan oleh sistem
komputer. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa jika program pemrosesan
dirancang dengan baik dan memiliki aspek pengendalian yang memadai, maka
kesalahan dan penyimpangan kemungkinan besar tidak terjadi.pendekatan
ini biasanya diterapkan pada sistem pengolahan data on-line yang tidak
memberikan jejak audit yang memadai.Definisi Audit
Menurut Mulyadi :
“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara
obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan,
serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”.
Dalam melaksanakan audit faktor-faktor berikut harus diperhatikan:
1. Dibutuhkan informasi yang dapat diukur dan sejumlah kriteria
(standar) yang dapat digunakan sebagai panduan untuk mengevaluasi
informasi tersebut,
2. Penetapan entitas ekonomi dan periode waktu yang diaudit harus jelas untuk menentukan lingkup tanggungjawab auditor,
3. Bahan bukti harus diperoleh dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi tujuan audit,
4. Kemampuan auditor memahami kriteria yang digunakan serta sikap
independen dalam mengumpulkan bahan bukti yang diperlukan untuk
mendukung kesimpulan yang akan diambilnya.
Jenis-jenis Auditor
Auditor biasanya diklasifikasikan dalam dua kategori berdasarkan siapa
yang mempekerjakan mereka, yaitu : Auditor eksternal, dan auditor
internal,
1. Auditor eksternal. Audit eksternal merupakan pihak luar yang bukan
merupakan karyawan perusahaan, berkedudukan independen dan tidak memihak
baik terhadap auditeenya maupun terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan dengan auditeenya (pengguna laporan keuangan). Auditor
eksternal dapat melakukan setiap jenis audit.
2. Auditor Internal. Auditor internal adalah pegawai dari perusahaan
yang diaudit, auditor ini melibatkan diri dalam suatu kegiatan penilaian
independen dalam lingkungan perusahaan sebagai suatu bentuk jasa bagi
perusahaaan.. Fungsi dasar dari Internal Audit adalah suatu penilaian,
yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih mengenai
ketelitian, dapat dipercayainya, efisiensi, dan kegunaan catatan-catatan
(akutansi) perusahaan, serta pengendalian intern yang terdapat dalam
perusahaan.
Jenis-jenis audit:
1. Operational audit, terkonsen pada efisiensi dan efectifitas dengan
semua sumberdaya yang digunakan untuk melaksanakan tugas, cakupanya
meliputi kesesuaian praktik dan prosedur dengan peraturan yang
ditetapkan.
2. Compliance audit terkonsentrasi pada cakupan undang-undang, peraturan
pemerintah, pengendalian dan kewajiban badan eksternal lain yang telah
diikut.
3. Project manajement and change control audit,(dulu dikenal sebagai
suatu pengembangan sistem audit) terkonsentrasi oleh efesiensi dan
efektifitas pada berbagai tahap pengembangan sistem siklus kehidupan
yang sedang diselenggarakan.
4. Internal control audit terkonsentrasi pada evaluasi struktur pengendalian internal
5. Financial audit terkonsentrasi pada kewajaran laporan keuangan yang
menunjukan posisi keuangan, aliran kas dan hasil kinerja perusahaan.
6. Fraud audit adalah nonrecurring audit yang dilaksanakan untuk
mengumpulkan bukti untuk menentukan apakah sedang terjadi, telah terjadi
atau akan terjadi kecurangan. Dan penyelesaian hal sesuai dengan
pemberian tanggungjawab.Pengertian Sistem
Menurut O’Brien, sistem merupakan sekumpulan komponen-komponen yang
saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama,
dengan menerima masukan dan menghasilkan pengeluaran melalui proses
transformasi yang terorganisir.
Pengertian Informasi
Menurut O’Brien, informasi adalah data yang telah diubah ke dalam sebuah
bentuk yang mempunyai arti dan berguna bagi pemakai tertentu atau
khusus.
Pengertian Sistem Informasi
Menurut James B. Bower, Robert E. Schlosser dan Maurice S. Newman
(1985): suatu sistem informasi adalah suatu cara yang sudah tertentu
untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk
beroperasi dengan cara yang sukses dan untuk organisasi bisnis dengan
cara yang menguntungkan.
Audit Sistem Informasi
Audit system informasi adalah cara untuk melakukan pengujian terhadap
system informasi yang ada di dalam organisasi untuk mengetahui apakah
system informasi yang dimiliki telah sesuai dengan visi, misi dan tujuan
organisasi, menguji performa system informasi dan untuk mendeteksi
resiko-resiko dan efek potensial yang mungkin timbul.
Dalam pelaksanaannya, auditor system informasi mengumpulkan bukti-bukti
yang memadai melalui berbagai teknik termasuk survei, interview,
observasi dan review dokumentasi (termasuk review source-code bila
diperlukan). Satu hal yang unik, bukti-bukti audit yang diambil oleh
auditor biasanya mencakup pula bukti elektronis (data dalam bentuk file
softcopy). Biasanya, auditor system informasi menerapkan teknik audit
berbantuan komputer, disebut juga dengan CAAT (Computer Aided Auditing
Technique). Teknik ini digunakan untuk menganalisa data, misalnya saja
data transaksi penjualan, pembelian, transaksi aktivitas persediaan,
aktivitas nasabah, dan lain-lain.
Sumber : http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/06/07/audit-sistem-informasi-akuntansi-teknologi-sistem-informasi/
pre test (audit sistem informasi.)
This entry was posted on Jumat, 09 November 2012. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.